بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْـــــم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
“MERANCANG
MEDIA PEMBELAJARAN”
By: "Sang Putri Al-Istiqomah"
Media
pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan mutu proses kegiatan
belajar mengajar. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti
perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam
proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis.
Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan
elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah
teknologi mikro prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan
interaktif.
Klasifikasi
media pembelajaran berdasarkan hierarki pemanfaatannya menurut Duncan, semakin
rumit jenis perangkat media yang dipakai semakin mahal biaya investasinya,
semakin susah pengadaannya dan semakin luas lingkup penggunaannya. Sebaliknya
semakin rendah perangkat media yang digunakan biaya akan menjadi murah,
pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus dan lingkup
sasarannya.
Dengan
pengklasifikasian media pembelajaran dapat diketahui karakteristik media
menurut tinjuan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput, kemudahan kontrolnya
oleh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun
penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar. Klasifikasi
media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Pemilihan media yang
disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik
pembelajar, akan sangat menunjang efisien serta efektivitas proses dan hasil
pembelajaran.
Nah….
Untuk merancang media pembelajaran, perlu untuk mengetahui beberapa hal sebagai
berikut:
A. Dasar-Dasar
Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran
yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun
demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah
satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain, ia
merasa sudah akrab dengan media itu (papan tulis atau proyektor transparansi),
ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik
daripada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, atau media yang
dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada
penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan
oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia
tetapkan.
Agar media
pengajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media :
1. Objektivitas,
berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, media pembelajaran
menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi.
2. Program
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya maupun strukturnya.
3.
Sasaran program, ialah peserta didik yang akan menerima informasi pengajaran
melalui media pengajaran.
4.
Situasi dan kondisi, meliputi kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
digunakan, serta peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5. Kualitas
teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah
memenuhi syarat.
6. Keefektifan
dan efisiensi penggunaan, dengan menggunakan media tersebut informasi
pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, serta waktu, tenaga
dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
Selain itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan atau memilih media
pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
1. Guru perlu
memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media
pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan
media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam
proses belajar siswa.
2. Guru
terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran,
terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi,
dan media proyeksi.
3. Pengetahuan
dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses
pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran penting bagi guru agar ia bisa
menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu
diperlukan dalam pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Dalam memilih
media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1.
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
2.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3.
Kemudahan memperoleh media
4.
Keterampilan guru dalam menggunakannya
5.
Tersedia waktu untuk menggunakannya
6.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
B. Dasar-Dasar
Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang
baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru
memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan
antara lain, ia merasa sudah akrab dengan media itu (papan tulis atau proyektor
transparansi), ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan
lebih baik daripada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, atau
media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta
menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.
Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam
mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media :
1. Objektivitas,
berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, media pembelajaran
menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi.
2. Program
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya maupun strukturnya.
3.
Sasaran program, ialah peserta didik yang akan menerima informasi pengajaran
melalui media pengajaran.
4.
Situasi dan kondisi, meliputi kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
digunakan, serta peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
5. Kualitas
teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah
memenuhi syarat.
6. Keefektifan
dan efisiensi penggunaan, dengan menggunakan media tersebut informasi
pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, serta waktu, tenaga
dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
menggunakan atau memilih media pengajaran untuk mempertinggi kualitas
pengajaran.
1. Guru perlu
memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media
pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan
media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam
proses belajar siswa.
2. Guru
terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran,
terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi,
dan media proyeksi.
3. Pengetahuan
dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses
pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran penting bagi guru agar ia bisa
menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu
diperlukan dalam pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
2.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3.
Kemudahan memperoleh media
4.
Keterampilan guru dalam menggunakannya
5.
Tersedia waktu untuk menggunakannya
6.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang tahun
1982 mengatakan bahwa dalam pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari
konteksnya bahwasanya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara
keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui,
faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi pembelajaran,
organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber serta prosedur
penilaiannya juga harus dipertimbangkan.
C. Langkah-Langkah
Dalam Rancangan Media Pengajaran
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam perencanaan media
pembelajaran. Pendapat Gagne dan Briggs menyarankan langkah-langkah sebagai
berikut:
1.
Merumuskan tujuan pembelajaran
2.
Mengklasifikasikan tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar
3.
Memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung
4.
Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa
5.
Mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran
6.
Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai
7.
Menentukan media yang terpilihkan digunakan
8.
Menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut
9.
Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa
10.
Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan media.
Secara umum dapat diperinci langkah-langkah perencanaan media sebagai
berikut:
1.
Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa
yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Dalam proses belajar, yang
dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan,
dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap
siswa yang mereka miliki sekarang.
2. Merumuskan
tujuan instruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, tujuan
instruksional harus berorientasi kepada siswa. Tujuan harus dinyatakan dengan
kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu
prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
Sebuah
tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita
akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Audience
adalah menyebutkan sasaran/ audien yang dijadikan sasaran pembelajaran,
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat
dilakukan setelah pembelajaran berlangsung, Condition adalah menyebutkan
kondisi yang bagaimana atau di mana sasaran dapat mendemonstrasikan
kemampuannya atau keterampilannya, Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan
minimal yang diharapkan dapat dicapai.
3. Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga
materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari
kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi
dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana
sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkret kepada
yang abstrak.
4. Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan.
Alat pengukur keberhasilan ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk
alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes
uji coba dari program media yang dikembangkannya.
5. Menulis
naskah media.
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media
rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun
secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran
itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan
dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
6. Mengadakan
tes dan revisi.
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektivitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik,
tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak
merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini
tentu saja tidak dikatakan baik.
Sekian dan Terimah Kasih
Semoga Bermanfaat
Wassalamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar